Namun demikian lanjut Mu’ti kalau sampai Pileg ini dipidana dan batal demi hukum, maka negara ini tidak lagi mempunyai masa depan. Karena itu pemilu 2014 ini harus menjadi momentum konsolidasi demokrasi, dan bukan lagi transisi demokrasi. “Tapi, negara tak boleh chaos, tetap harus melewati demokrasi ini dengan damai sebagai modal masa depan bangsa ini. Sebab, kalau rusuh, berarti kita mundur dan memulai lagi dari nol,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan Muchtar Luthfi Andi Mutty mengatakan, jika kebobrokan pemilu dilakukan oleh semua elemen yang terlibat Pileg, dari penyelenggara, peserta pemilu, dan masyarakat sendiri. “Bahkan pemerintah tidak netral, karena bisa menginstruksikan bawahannya untuk menggalang kekuatan sampai ke desa untuk memperoleh dukungan keluarganya yang nyaleg,” kata mantan staf khusus Wapres 2009-2013 ini.
Untuk itu wajar menurut Luthfi, jika caleg baru terpilih sekarang ini karena benar-benar berjuang, yaitu beras, baju, atau uang dan intervensi kekuasaan. Sehingga Pileg 9 April 2014 ini akan menghasilkan badut dan bandit. “Badut ini terpilih karena diback up oleh cukong yang akan merusak bangsa ini, dan bandit terpilih karena mampu membeli suara, dan akan menjadi rampok di Senayan,” tambah mantan bupati dua kali di Kabupaten Luwu ini.
Komentari tentang post ini