Oleh: Saiful Huda Ems
Program makan siang gratis sangatlah fantastis. Namun, begitu sadar tidak ada dananya atau anggarannya, langsung pakai alasan alias ngeles, siang itu waktunya anak-anak sekolah pulang.
Lalu, makan siang gratis diganti makan makanan bergizi saja dan akan diatur lagi waktu pelaksanaannya.
Sisi lain, rakyat ribut karena biaya masuk perguruan tinggi mahal. Lalu Prabowo langsung mengatakan, biaya kuliah harusnya murah bahkan kalau bisa gratis.
Nanti kalau sudah nyadar dananya nggak ada karena hutang Pemerintah sudah bertumpuk-tumpuk dan tidak jelas bagaimana dan kapan melunasinya, pernyataan Prabowo itu akan direvisi lagi.
Orang yang sudah terbiasa hidup kaya raya dan didapat dari kedekatannya dengan penguasa, tidak akan memiliki empati penderitaan rakyat, tidak akan pernah bisa membuat program-program strategis yang rasional dan dapat diimplementasikan.
Apa yang dikatakannya hanya sebatas omon-omon untuk meredam protes atau amarah rakyat belaka.
Pun demikian halnya dengan Jokowi yang semakin lama semakin kehilangan orientasi, tak jelas keberpihakannya kemana, kepada siapa, pada rakyat atau pada investor-investor besar asing yang seringkali tidak memberi keuntungan apa-apa pada rakyat kecil.
Bahkan yang ada, harga diri bangsa kerap tergadaikan.
Banyak menteri yang bermasalah dibiarkan saja, bahkan orang seperti SYL dan JGP sudah bertahun-tahun saya minta untuk direshuffle dan dijebloskan ke penjara, eee…baru dua tahun kemudian direshuffle dan di KPK kan.
Tragisnya Jokowi sekarang malah memanjakan beberapa menterinya yang bermasalah, hanya karena mereka mau menjadi pendukung-pendukung setianya.
Saya nyaris tidak melihat ada Ketua Umum Partai Politik yang berani dengan lantang menyuarakan suara kebatinan rakyat ini.
Kecuali Ibu Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDI Perjuangan.
Megawati dengan berani dan lantangnya menyuarakan berbagai persoalan kenegaraan dan kebangsaan yang ada.
“Saya yang membangun KPK, MK dll. kok semuanya begitu mudah dirusak. Harus kita apakan dia?” Lalu dijawab oleh peserta Rakernas PDI Perjuangan, “Lawan !”.
Ketika saya melihat dan mendengar pidato Bu Megawati yang seperti itu, saya lihat Mas Hasto Kristiyanto matanya berkaca-kaca, sama, sayapun demikian, tak terasa air mata mengalir.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Ibu Megawati Ketua Umum PDI Perjuangan itu, kita dahulu yang mati-matian membenahi keadaan negeri ini, mulai dari pembangungan mentalitas bangsanya hingga institusi-institusi kenegaraannya, semuanya seakan-akan ambruk gara-gara sikap arogan dan bar-bar Jokowi.
Komentari tentang post ini