Oleh: Achmad Nur Hidayat
Beberapa waktu terakhir, pemerintah terus melakukan evaluasi terhadap skema subsidi untuk sejumlah kebutuhan dasar masyarakat, seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), LPG, dan bahkan tiket kereta api.
Di balik narasi yang terlihat seolah ingin menyasar bantuan kepada kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan, ada kekhawatiran bahwa niat utama dari perubahan skema subsidi ini hanya untuk membuka ruang bagi kenaikan harga barang-barang tersebut.
Dengan mengganti subsidi langsung menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk masyarakat kurang mampu, ada risiko bahwa masyarakat luas yang sebelumnya mendapat subsidi melalui harga yang lebih murah akan merasakan beban harga yang lebih tinggi.
Dalam kasus ini, skema BLT berpotensi digunakan sebagai cara untuk melegitimasi kenaikan harga barang, dengan dalih efisiensi dan penargetan subsidi.
Pola yang Terlihat Sama pada BBM, LPG, dan Kereta Api
Pola yang diambil pemerintah dalam merombak subsidi untuk BBM, LPG, dan kereta api terlihat serupa. Pemerintah kerap kali menyampaikan bahwa subsidi selama ini tidak tepat sasaran, karena hanya dinikmati oleh sebagian kelompok masyarakat yang sebenarnya tidak tergolong miskin.
Komentari tentang post ini