“Golkar sebagai pemenang kedua pemilu legislatif 2014 dengan 14,75% dengan 91 kursi DPR setara dengan 18,5 juta suara pemilih memegang peranan penting atas konsolidasi politik Jokowi,” kata Nurul.
Setelah dus tahun di landa konflik internal, pada bulan Mei 2016 Partai Golkar melaksanakan Munaslub yang menghasilkan keputusan politik yang strategis, yaitu Golkar mendukung pemerintahan dan menjagokan Jokowi menjadi capres Partsi Golkar pada Pilpres 2019 yang akan datang.
Golkar dengan kepemimpinan Ketua Umum Setya Novanto, lanjut Nurul, telah melakukan terobosan politik yang cepat dengan mengkonsolidasikan organisasi Golkar, kader-kader baik yang berada di parlemen maupun di eksekutif untuk mendukung program pemerintah dan mempublikasikan keberhasilan program pemerintah.
“Dukungan Golkar kepada pemerintahan Jokowi ingin membuktikan bahwa Golkar bersungguh-sungguh bekerja untuk kepentingan rakyat dan bangsa,” katanya.
Mantan Anggota Komisi I DPR RI itu lebih jauh mengatakan, Partsi Golkar bersama-sama kekuatan politik lain akan ikut terus menjaga momentum tingginya kepercayaan rakyat kepada pemerintahan Jokowi dengan menunjukkan kesungguhan bekerja menyelesaikan program-program strategis pemerintah, karena keberhasilan Jokowi akan menjadi keberhasilan Golkar.