JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku, hingga akhir April 2020 profil risiko industri jasa keuangan tetap terkendali, bahkan intermediasi sektor jasa keuangan membukukan kinerja positif.
Menurut Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo , melalui sejumlah kebijakan antisipatif (pre-emptive) dan asesmen forward looking yang tercermin dari stimulus sektor keuangan, fiskal dan moneter, Indonesia mampu mengendalikan volatilitas di pasar keuangan yang sempat naik tajam seiring peningkatan penyebaran Covid-19.
“Pada April 2020, pasar saham melemah 0,9 persen (month-to-date) menjadi 4.496, sedangkan pasar SBN menguat dengan yield rata-rata turun 19,4 bps (mtd). Sampai 24 April 2020, investor nonresiden mencatatkan net sell Rp11,8 triliun secara mtd (pasar saham sebesar Rp7,2 triliun dan SBN Rp4,6 triliun) atau lebih rendah dari net sell Maret sebesar Rp126,8 triliun,” kata Anto dalam siaran pers yang dirilis di Jakarta, Kamis (30/4).
Kredit perbankan bertumbuh 7,95 persen (yoy) ditopang oleh kredit valas yang bertumbuh 16,84 persen. Piutang perusahaan pembiayaan bertumbuh 2,49 persen, sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan bertumbuh 9,54 persen. Industri asuransi tercatat menghimpun premi sebesar Rp17,5 triliun atau terkontraksi 7,51 persen (yoy).
Komentari tentang post ini