Dia mengaku, airlines bisnis memang tidaklah mudah untuk dimanajemeni karena airlines bisnis itu high cost low profit. Apalagi dinegara yang kurs mata uangnya terhadap US Dollar tidak stabil.
Sebab airlines bisnis di Indonesia sangat sensitive dengan volalitas nilai tukar kurs rupiah terhadap US dollar dan harga minyak dunia. “Dari seluruh biaya operasional airlines di Indonesia mulai dari sewa dan Kredit pesawatnya ,kebutuhan maintenance ,repair nya ,spare part pesawatnya ,gaji crew nya serta pembayaran polis asuransinya semua dihitung dengan kurs US dollar sementara produk jasa penerbangan domestiknya dijual dengan nilai rupiah,” terangnya.
Namun demikian, dia melihat, rendahnya perfomance Garuda lebih banyak disebabkan oleh Miss Management di tingkatan Direksi Garuda Indonesia yang tidak mampu untuk mengurus perusahaan penerbangan tertua di Indonesia ini.
Meski, tidak bisa dipungkiri memburuknya kinerja Garuda juga erat kaitanya dengan pelemahan dkonomi dunia dan domestik yang meyebabkan penurunan omset Garuda akibat menurunnya jumlah penumpang domestik dan international yang mengunakan Garuda Indonesia. Bahkan banyak penumpang Garuda yang berpindah pilihan mengunakan penerbangan berbasis Budget air atau low cost carrier atas dasar harga tiket yang lebih murah dan bisa sampai tujuan.
Komentari tentang post ini