JAKARTA-Memasuki era kebangkitan ekonomi dalam negeri, kolaborasi antara Swasta dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan ekosistem perekonomian yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
Hal ini telah terwujud pada periode Covid-19, lewat kolaborasi yang sangat baik antara Pemerintah, BUMN dan sektor swasta dalam memitigasi dampak pandemi dan mendorong pemulihan berhasil menjaga perekonomian tetap stabil.
Berkaca pada pencapaian ini, kolaborasi sektor swasta dan Pemerintah merupakan bagian penting dalam akselerasi berbagai program pembangunan pemerintah.
Sinergi sektor swasta dan BUMN serta pemerintah memiliki peranan penting dalam mendorong inklusivitas dan keberlanjutan pembangunan Indonesia terutama dalam mencapai target Indonesia Emas 2045.
Sebagai upaya untuk memperkuat kolaborasi ini, Kadin Indonesia menggelar Forum Sinergi BUMN-Swasta.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan forum yang mengangkat tema Kolaborasi untuk Pembangunan Inklusif ini diharapkan dapat memperkuat komitmen seluruh pihak dan bersama-sama mendorong pertumbuhan ekonomi yang solid.
“Dengan adanya hubungan yang saling berkesinambungan dan inklusif antara Pemerintah, BUMN dan Swasta tentu akan berkontribusi dengan signifikan dalam peningkatan taraf ekonomi dan aktivitas ekonomi bangsa,” ujar Arsjad dalam sambutannya di Jakarta, Senin (14/8).
Hal ini pun diperkuat dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global.
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada Kuartal II 2023 tetap mampu mencetak pertumbuhan positif sebesar 5,17% (year on year/yoy) atau 3,86% (quarter to quarter/qtq) sekaligus mengakumulasikan pertumbuhan pada semester pertama 2023 menjadi 5,11% (cumulative to cumulative/ctc).
Pencapaian tersebut juga menandai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah berada di atas lima persen selama tujuh triwulan berturut-turut.
Ditambah lagi, Indonesia juga kembali menjadi negara upper middle income, berdasarkan klasifikasi Bank Dunia yang dimutakhirkan pada Juli 2023.
Meski begitu, Arsjad menilai ke depan masih terpampang tantangan yang signifikan.
Mulai dari harga pangan dan energi yang masih tinggi, peningkatan risiko geopolitik, kebijakan moneter yang ketat dan agresif oleh sebagian besar Bank sentral di dunia, hingga risiko lain di sistem keuangan global.
“Melihat tantangan ini, maka optimalisasi kolaborasi harus terus terjalin agar seluruh pihak dapat menjalankan dan mengembangkan demokrasi ekonomi secara sinergis. BUMN dalam hal ini harus menjadi pelopor dalam sektor-sektor yang belum diminati oleh usaha swasta dan membantu pengembangan ekonomi masyarakat,” imbuh Arsjad.
Peran BUMN untuk Negeri
Menjawab hal tersebut, Menteri BUMN, Erick Thohir memaparkan, transformasi BUMN dalam beberapa tahun terakhir terus mendorong kinerja BUMN yang semakin solid.
Komentari tentang post ini