Sedangkap dalam lingkup regional ASEAN, PDRB Jatim teridentifikasi setara dengan 2/3 perekonomian Vietnam. Kinerja ini tentu membanggakan karena percepatan ekonomi jatim terjadi dalam kontraksi ekonomi dunia. “Kinerja perdagangan juga menunjukkan surplus dan selalu menjadi pendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.Dengan demikian Jatim layak menjadi tujuan investasi jelang MEA 2015,” tukasnya.
Lebih lanjut disampaikan, saat ini sebagaian besar yang diimport adalah bahan baku. Karenanya jika tujuh smelter sudah selesai dibangun, Jatim akan mampu menguasasi pasar luar negeri. Saat Freeport sudah ada di Gresik maka Jatim akan mempunyai pospat dan dolomit. “Bahan baku penting kita kuasai, maka perjanjian dagang masalah bahan baku antar propinsi akan segera diadakan bertempat di Surabaya,” imbuhnya.
Jika Jatim mampu memanfaatkan pasar bersama yang memiliki jumlah pendukuk lebih dari 600 juta jiwa serta potensi perdagangan intra mapun eksternal ASEAN yang cukup besar, maka jatim merupakan provinsi yang memiliki kekuatan untuk memproduksi barang dan jasa yang kompetitif di pasar bersama ASEAN. “Jatim memiliki penduduk 38 juta lebih dan kekuatan ekonomi tahun 2013 sebesar Rp. 1.236 trilyun. Karenanya kita harus berusaha optimal mewujudkan Jatim sebagai superkoridor MEA 2015,” katanya.
Komentari tentang post ini