Dengan demikian, sambung Heri, maka niat baik pemerintah yang tertuang dalam berbagai paket kebijakan ekonomi yang bersifat ekspansif justru akan mendapat tempat yang sebenarnya dan diapresiasi.
Namun sayang sekali, kata Heri, jika banyak faktor pendukung kebijakan dalam negeri yang terkontraksi, karena tidak didukung oleh kebijakan antar kementerian dan lembaga, yang sinergis sehingga sangat mempengaruhi penurunan di sektor riil dan konsumsi.
Heri menyarankan penyusunan kebijakan yang baik mestinya bermula dari pemahaman yang benar terhadap masalah.
“Sejauh ini, saya tidak terlalu yakin kalau pemerintah memahami masalah yang sebenarnya,” ucapnya.
Pasalnya, ujar Heri, paket-paket ekonomi yang telah diterbitkan masih saja melempem.
Bahkan, yang lebih mengkhawatirkan adalah: paket itu hanya menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tidak linear dengan pencapaian kesejahteraan yang adil dan merata.
“Pertumbuhan yang ada lebih dinikmati oleh 20% orang terkaya sedangkan 80% sisanya, rawan tertinggal,” pungkasnya. **aec
Komentari tentang post ini