JAKARTA – Pansus RUU Minuman Beralkohol (Minol) mengaku RUU ini sangat diperlukan dalam mengatasi dan mencegah dampak yang ditimbulkan minol.
Apalagi manfaat minol dari sisi ekonomi dan kontribusinya pada negara pun tidak begitu signifikan.
“Kita jadi pengimpor minol yang cukup besar. Bayangkan kita impor minol itu habiskan uang sampai US$24 juta pertahun sementara pemasukan dari minol buat negara hanya sepertiganya saja,” kata anggota Pansus RUU Minol dari F-PPP Ahmad Mustaqim kepada wartawan di Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Menurut Ahmad Mustaqim, bicara manfaat dan mudharatnya jelas lebih banyak mudharatnya.
Banyak orang terkapar akibat minol dan banyak generasi muda yang rusak akibat minol.
“Gapnya terlalu jauh dan banyak mudharatnya. Yang punya keuntungan pelaku bisnisnya, sementara yang terkapar generasi bangsa ini,” tandas dia.
Apalagi Indonesia merupakan negara mayoritas muslim yang sangat anti terhadap minol, sambungnya, bahkan minol ini bukan hanya umat muslim saja yang menolak tapi semua agama diluar Islam pun dengan tegas menolak minol dan itu tercermin dalam RDP-RDP yang dilakukan pansus RUU Minol dengan tokoh-tokoh lintas agama.