Dengan menutup pendaftaran, partai ini berpotensi menurunkan minat partisipasi politik dan meredupkan keragaman aspirasi politik di tingkat daerah.
Lebih lanjut, Rangkuti menjelaskan bahwa keputusan ini membuat proses seleksi calon terkesan seperti “bermain sendiri”.
Hal ini dapat mengurangi peluang bagi DPD Golkar NTT untuk menemukan kandidat yang memiliki jaringan luas dan dukungan yang solid dari masyarakat.
“Mana tahu kader-kader yang mencalonkan diri di Golkar itu adalah kader-kader yang memiliki jaringan luas. Nah, tetap dibuka,” ungkap Ray Rangkuti.
Dia menegaskan perlunya tetap membuka pendaftaran sebagai bagian dari proses demokratisasi internal partai.
Dengan cara ini, partai dapat menguji minat dan dukungan kandidat secara lebih luas, baik dari internal maupun eksternal partai.
“Kalau ada calon yang berminat, kan akan ketahuan itu, sebenarnya sejauh apa minat. Jangan kan orang luar, harus diketahui juga minat orang dalam terhadap yang bersangkutan. Nah itu jadi diuji. Jadi ini semacam pre elemanary. Pemilu awal lah,” ucapnya.
Komentari tentang post ini