JAKARTA – Chief Investment Officer, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma, CFA, mengatakan minat terhadap pasar saham domestik sejauh ini terpukul oleh era suku bunga tinggi yang membuat risk-free asset menjadi sangat menarik.
Pandangan tim investasi MAMI ini disampaikan secara daring dalam acara Indonesia Market Update: Wind of Change, Rabu (14/8).
Seiring siklus penurunan suku bunga, kondisi akan berubah dan membuat pasar saham kembali atraktif dilihat dari sudut pandang risk-return yang ditawarkan.
Hal ini didukung oleh harapan kebijakan pro pertumbuhan pemerintahan baru Minat investor terlihat meningkat, terutama dari investor asing yang sudah lebih dulu berinvestasi ke pasar dan membuat posisi arus dana asing kembali positif.
Saat ini, lanjut Samuel, ada beberapa sektor yang bisa menjadi pertimbangan.
Sektor finansial menjadi yang berpotensi diuntungkan oleh arus dana asing (dimana saham-saham big cap biasanya menjadi pilihan pertama), dan di lain pihak likuiditas perbankan juga mulai terlihat stabil.
Sektor selanjutnya adalah telekomunikasi, baik itu perusahaan penyedia jasa (operator) maupun menara (tower).
Dari sisi valuasi dipandang masih tetap menarik.
“Dan terakhir adalah sektor consumer staples atau yang lebih dikenal dengan FMCG (fast-moving consumer goods), yaitu sektor-sektor yang memproduksi barang-barang kebutuhan harian,” jelasnya.
Adapun untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), MAMI memperkirakan akan mencapai level 7.800 di akhir tahun 2024.
Komentari tentang post ini