Sementara itu, tanda minus (-) yang menyertai rating obligor menunjukkan bahwa peringkat yang diberikan relatif lemah dan berada di bawah rata-rata kategori yang bersangkutan.
“Efek utang dengan peringkat idA mengindikasikan bahwa kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, dibandingkan dengan emiten lainnya di Indonesia, adalah kuat,” papar Putri.
Putri menambahkan, peringkat tersebut mencerminkan osisi Bank BJB yang kuat di industri perbankan nasional, adanya pasar captive di Provinsi Jawa Barat dan Banten, serta tingkat permodalan yang kuat.
“Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh tingkat kredit bermasalah (NPL) yang tinggi dari segmen kredit produktif dan indikator profitabilitas yang moderat,” pungkasnya.
Komentari tentang post ini