JAKARTA-Perekonomian global ternyata masih diliputi ketidakpastian memasuki penghujung 2013.
Gejolak terbesar dirasakan oleh Indonesia sejak pertengahan 2013 saat Amerika mengumumkan penghentian program ekspansi moneter atau quantitative easing (QE), yaitu pembelian surat berharga pemerintah senilai 85 miliar dollar AS per bulan yang dilakukan sejak 2008.
“Sementara, gejolak yang dirasakan Indonesia mulai menurun pasca penutupan pemerintah AS (government shutdown) pada 1-16 Oktober 2013 yang membuat kebijakan QE kembali dilakukan oleh AS,” ujar Dekan Fakultas Bisnis Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) Prof.Dr. Adler H Manurung, saat seminar ‘Economic and Market Outlook 2014’ yang mengangkat tema “Navigating Risks, Maximizing Opportunities in 2014” di Jakarta, Rabu (27/11).
Seminar ini membahas tren dan peluang perekonomian Indonesia di tahun 2014, dengan harapan pelaku bisnis mampu mempersiapkan dan menyusun strategi bisnis yang tepat melalui pemetaan kondisi perekonomian Indonesia.
Komentari tentang post ini