JAKARTA – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan, rempah Indonesia populer di pasar global karena cita rasa dan karakteristiknya yang khas dan kuat dibandingkan rempah dari negara lain.
“Indonesia sangat dikenal dunia sebagai negara penghasil rempah. Hingga saat ini, rempah Indonesia masih populer di pasar global karena cita rasa dan karakteristiknya yang khas dan kuat dibandingkan rempah dari negara lain,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan saat mendampingi Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin membuka Gemar Rempah Nusantara 2024, Kamis, (8/8).
Gemar Rempah Nusantara 2024 digelar pada 8—10 Agustus 2024 di The Ballroom Pondok Indah Golf Course, Jakarta.
Saat membuka Gemar Rempah Nusantara 2024, Wakil Presiden RI menyampaikan pentingnya penguatan rantai pasok rempah dari hulu ke hilir untuk memastikan kualitas dan kontinuitas produk.
“Saya mengajak para pemangku kepentingan untuk terus menggaungkan kekayaan rempah nusantara kepada dunia internasional,” ujar Wapres.
Gemar Rempah Nusantara 2024 menjadi kegiatan yang mengiringi agenda pemerintah, yaitu program Indonesia Spice Up The World (ISUTW).
Program ini merupakan sinergi lintas kementerian dan lembaga dalam meningkatkan pemasaran produk bumbu dan olahan pangan Indonesia.
Dia menambahkan, selain komoditas rempah, Kementerian Perdagangan juga mendorong ekspor produk hilirisasi rempah yaitu bumbu.
“Rempah juga dapat menjadi produk turunan lain, seperti minyak esensial untuk kebutuhan industri obat-obatan, kosmetik, dan parfum. Potensi rempah dan bumbu Indonesia sangat besar di pasar global,” tuturnya.
Indonesia termasuk sepuluh besar negara pengekspor rempah dan bumbu ke dunia dengan pangsa pasar 2,7 persen.
Meski tren ekspor rempah dan bumbu Indonesia selama 2019—2023 turun 0,58 persen, pada periode Januari—Mei 2024 ekspor rempah dan bumbu Indonesia tumbuh 17,29 persen dibandingkan 2023 atau mencapai USD 422,7 juta.
Ekspor rempah Indonesia terbesar, yaitu lada, cengkeh, kayu manis, pala, vanili, dan kapulaga.
Negara tujuan ekspor rempah dan bumbu Indonesia, yaitu Arab Saudi, Tiongkok, India, Amerika Serikat, Vietnam, dan Eropa seperti Belanda dan Jerman.
Pasar rempah dan bumbu dunia diperkirakan mencapai USD 25,60 miliar pada 2029 dengan tingkat pertumbuhan 5,18 persen per tahun.
Komentari tentang post ini