“Kalau dilakukan transisi energi maka mereka para pemain batu bara ini selesai. Mereka adalah pemain top ten (sepuluh besar) pemain energi terkaya di Indonesia,” ujarnya.
Ferdy juga mengatakan saat ini pemerintah belum punya road map untuk transisi energi dan seperti apa target-target peralihan dari sumber energi kotor ke sumber energi bersih tersebut.
Kondisi itulah, katanya, yang menyebabkan lambatnya pembahasan RUU EBT sehingga sulit untuk diharapkan akan terjadi transisi energi dalam waktu dekat ini.
Sedangkan Diah Nurwitasari mengatakan ada kesan pemerintah hanya membangun citra menjelang pertemuan puncak G-20 di Bali dengan mengusung tema energi baru terbarukan melalui pembahasan RUU EBT.
Faktnya usai pertemuan akbar itu pemerintah tidak serius dalam mendorong pembahasan produk legislasi itu dengan mengirim DIM meski RUU itu telah lama masuk dalam Prolegnas.
Dia menilai lambatnya transisi energi telah dimamfaatkan oleh investor swasta asing untuk menggarap berbagai sektor energi.
Karena itu dia meminta pemerintah lebih serius untuk membahsa RUU tersebut.***
Komentari tentang post ini