“Ini semuanya adalah hasil nyata yang bisa dilakukan secara konsisten karena APBN fiskal kita relatif terus bisa adjust atau melakukan penyesuaian meskipun dalam berbagai situasi yang shock dan mendukung atau sustaining development program yang dilakukan pemerintah,” ujarnya.
Aspek lain yang menurutnya juga sangat penting guna mencapai pertumbuhan tinggi sekaligus keluar dari middle income trap adalah pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan dan perlindungan sosial.
“Anggaran pendidikan dan perlinsos merupakan dua bagian yang memiliki anggaran terbesar di dalam APBN kita selama ini,” ucapnya.
Selain itu, resiliensi Indonesia juga didukung oleh hilirisasi serta kebijakan afirmasi di sektor manufaktur maupun sektor lainnya yang menguatkan neraca perdagangan dan transaksi berjalan sebagai benteng penting perekonomian Indonesia.
“Jadi kalau kita lihat perspektif 10 tahun di tengah begitu banyak hempasan yang sangat historical luar biasa entah itu pandemi entah itu geopolitik entah itu harga komoditas entah itu kemudian kenaikan suku bunga dan inflasi global yang terburuk dalam 40 tahun terakhir, Indonesia bisa menjaga growth-nya bagus dan APBN-nya tetap terjaga sehat. Itu adalah sesuatu banget ,” tambah Sri Mulyani.
Komentari tentang post ini