JAKARTA-Pembangunan proyek terintegrasi infrastruktur gas dan pembangkit listrik gas (PLTGU) Jawa 1 resmi di mulai.
Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution yang didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nickey Widyawati; dan Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso.
Pembangunan pembangkit pertama dan terbesar di Asia Tenggara yang memadukan infrastruktur gas (LNG-FSRU) dan pembangkit listrik ini berkapasitas 1.760 MW.
Kehadiran PLTGU Jawa 1 merupakan sinergi dari Pertamina dan PLN untuk menghasilkan pembangkit terpadu berenergi bersih guna menghasilkan listrik yang handal dan terjangkau.
Turut hadir dalam acara tersebut Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Joseph R. Donovan Jr; serta dewan direksi PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).
“Proyek ini merupakan bagian dari komitmen dan kolaborasi BUMN besar Indonesia, yakni Pertamina dan PLN, untuk memberikan solusi LNG to Power guna menghasilkan energi bersih dan terjangkau dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero).
Pengerjaan PLTGU Jawa 1 dilakukan oleh PT Jawa Satu Power, yang merupakan konsorsium dari PT Pertamina Power Indonesia (PPI), anak perusahaan dari PT Pertamina Persero, Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.
Dengan konstruksi infrastruktur gas dan pembangkit tenaga listrik terpadu ini terdiri dari infrastruktur LNG/gas Floating Storage Regasification unit (FSRU) dan dua gas turbin paling efisien dengan tingkat emisi terendah.
Sementara itu, PT Jawa Satu Power memberikan kepercayaan kepada konsorsium General Electric (GE), Samsung C&T (Samsung) dan PT Meindo Elang Indah (Meindo) dengan kontrak EPC (Engineering, Procurement and Construction) dan Perjanjian Pemeliharaan pembangkitan listrik selama 25 tahun.
Sesuai kontrak, masa lifetime PLTGU adalah 25 tahun dan setelah masa kontrak, Pembangkit akan diserahkan kepada PLN dengan skema Build, Own, Operate dan Transfer (BOOT).
Dalam proyek tersebut juga akan dibangun Floating Storage Regasification Unit (FSRU), dimana di akhir masa kontrak, FSRU tersebut akan diambil alih oleh PLN.
Selain itu, setelah proyek tersebut mencapai Commercial Operation Date (COD), sewaktu-waktu PLN dapat menggunakan FSRU tersebut untuk memasok gas LNG ke pembangkit-pembangkit PLN.
“Pembangkit listrik dengan teknologi combined-cycle Jawa-1 merupakan bagian dari Program Ketenagalistrikan 35,000 megawatt (MW) dengan pasokan listrik sekitar 1.760MW yang akan disalurkan melalui jaringan listrik nasional Jawa-Bali milik PLN. Pembangkit ini diharapkan bisa menambah pasokan listrik untuk 11 juta pelanggan,” ungkap Direktur Pengadaan Strategis PLN Supangkat Iwan Santoso
Selain itu, dalam proyek tersebut PLN juga berhasil mendapatkan harga tariff rendah yakni 5,5308 cUSD/kWh.
Sehingga potensi penghematan yang bisa dilakukan perusahaan selama masa kontrak adalah sebesar Rp. 43 triliun,” ujarnya.
Komentari tentang post ini