Oleh: Hidayatullah Muttaqin
Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Dengan neraca perdagangan yang kembali defisit pada bulan April sebesar $1,616 miliar, maka pada tahun ini ancaman defisit kembar (twin deficit) sangat mungkin kembali terjadi sebagaimana pada 2012 dengan nilai yang lebih besar. Hal ini terlihat pada defisit perdagangan selama periode Januari-April 2013 sudah mencapai $1,833 milyar. Angka defisit ini lebih besar dari defisit perdagangan selama tahun 2012 yang nilainya mencapai $1,659 milyar. Padahal khusus pada periode Januari-April 2012 neraca perdagangan masih surplus sebesar $2 milyar. Menurut saya, pemerintah sebenarnya panik menghadapi defisit neraca perdagangan terbaru ini. Nampak dari RAPBN-P yang diajukan pemerintah dan baru saja disepakati DPR.
Dalam RAPBN-P 2013, asumsi pertumbuhan ekonomi diturunkan dari 6,8% menjadi 6,2%. Penurunan asumsi pertumbuhan ekonomi ini menunjukkan adanya kekhawatiran dari penurunan ekonomi akibat membengkaknya defisit perdagangan. Hanya saja kepanikan pemerintah tersebut dialihkan dalam bentuk opini harusnya kenaikan harga BBM. Opini pemerintah, jika harga BBM tidak dinaikkan beban APBN semakin besar dan mengancam peningkatan defisit perdagangan.
Komentari tentang post ini