Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) Amar Bank tercatat berada di posisi paling rendah selama tiga tahun terakhir, yakni 0,84% pada Kuartal I-2024.
Kondisi ini sekaligus mencerminkan keberhasilan perseroan dalam menerapkan strategi penyaluran kredit secara prudent.
Menanggapi hasil riset tersebut, SVP Finance Amar Bank, David Wirawan mengatakan, AMAR berkomitmen untuk terus mendukung UMKM dengan menyediakan solusi keuangan inovatif yang mudah dan terpercaya.
“Rencana kami dalam mengembangkan solusi digital UMKM, telah mendorong kami untuk terus meningkatkan kemampuan personalisasi layanan yang lebih baik kepada nasabah dengan pengelolaan transaksi keuangan dengan aman,” ucapnya.
Terkait pembiayaan UMKM, hasil riset Kiwoom Sekuritas menunjukkan bahwa pinjaman bank kepada UMKM di Indonesia masih tergolong rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, yakni hanya mencapai 21 persen.
Hal ini tentunya menghambat pertumbuhan UMKM di yang seharusnya menjadi tulang punggung ekonomi.
“Banyak UMKM di Indonesia tidak memiliki sistem pembukuan yang baik dan jaminan yang memadai, sehingga sulit bagi bank untuk menilai kelayakan kredit mereka,” demikian disampaikan dalam riset Kiwoom Sekuritas. Maka, ujar David, integrasi layanan perbankan ke dalam ekosistem UMKM menjadi langkah penting untuk menyederhanakan aktivitas bisnis