Pencapaian itu didukung oleh pemulihan, baik sisi permintaan konsumsi, investasi, dan ekspor maupun dari sisi produksinya yaitu manufaktur, perdagangan, dan bahkan konstruksi.
Ini adalah suatu pemulihan yang cukup cepat, hanya lima kuartal Indonesia sudah bisa kembali ke GDP sebelum terjadi musibah COVID-19.
“Banyak negara-negara tetangga kita ASEAN maupun negara berkembang di dunia yang belum mencapai pre-COVID level masih. Oleh karena itu kebijakan ekonomi makro 2023 akan mendorong pemulihan yang berasal dari sumber-sumber pertumbuhan yang tidak hanya tergantung kepada APBN. APBN tetap akan suportif namun sekarang peranan dari non-APBN menjadi penting,” kata Menkeu.
Komentari tentang post ini