JAKARTA – Nilai Tukar Petani (NTP) menjadi salah satu indikator untuk mengukur kemampuan daya beli petani terhadap kebutuhan hidup sehari-harinya, patut untuk dijaga perkembangannya.
Petani sebagai agen ekonomi memproduksi hasil pertanian juga sekaligus sebagai konsumen yang perlu memenuhi kebutuhannya.
Dengan itu, indeks NTP dihadirkan pemerintah melalui Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai pengukur kemampuan tukar produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang/jasa yang dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluannya dalam memproduksi produk pertanian.
Pemerintah dapat menggunakan NTP sebagai basis data pengambilan kebijakan yang relevan dengan kondisi riil di lapangan.
Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) turut mengambil peran dalam upaya pemerintah menjaga indeks NTP dari masa ke masa.
“Bapak Presiden Joko Widodo itu kalau ketemu petani, pasti yang ditanya pertama kali adalah bagaimana kondisi harga. Memang kondusifitas harga tingkat petani berperan signifikan terhadap laju produksi. Jadi kalau di hulu sudah kondusif, tentu di tingkat selanjutnya sampai hilir, bisa turut kondusif,” kata Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat (16/8/2024).