Bulog pun turut melakukan serapan produksi jagung dalam negeri dengan melaksanakan fleksibilitas HAP tersebut.
Sekira sebulan setelah penerapan fleksibilitas HAP itu, pada akhir Mei 2024, realisasi pengadaan jagung dalam negeri mencapai 26,9 ribu ton.
Realisasi terus meningkat di tengah Juli 2024 yang berada di angka 76,2 ribu ton dan sampai 9 Agustus secara akumulatif telah capai 83,6 ribu ton.
“Pemerintah selalu mengutamakan produksi panen hasil kerja keras dari sedulur petani. Hasil panen dalam negeri harus jadi tonggak pertama dalam upaya pemerintah memastikan ketercukupan stok pangan bagi masyarakat. Kita ingin petani sejahtera, pedagang untung, dan masyarakat yang mengkonsumsi pangan berkualitas hasil petani pun tersenyum,” tutup Kepala NFA Arief Prasetyo Adi.
Di ranah hilir, NFA bersama BUMN pangan terus menggulirkan program untuk menyasar masyarakat sebagai konsumen.
Bantuan pangan beras tahap ketiga yang telah mulai salur sejak awal Agustus ini telah diterima oleh 14,3 juta keluarga atau 65,41 persen.
Sementara bantuan pangan penanganan stunting oleh ID FOOD telah berhasil disalurkan kepada 375 ribu keluarga di Jawa Barat dan Banten.
Terakhir, penderasan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga (SPHP) ke seluruh penjuru negeri, sebagai langkah pengendali harga beras di pasar, sampai tengah Agustus telah capai 982 ribu ton atau 81,88 persen dari target setahun 1,2 juta ton.