JAKARTA-Pemerintah akan melibatkan tim penilai internasional atau pihak yang berkompeten untuk memberikan penilaian terhadap dua proposal pembangunan High Speed Train (kereta cepat) Jakarta-Bandung. Dua negara yang mengajukan proposalnya adalah Jepang dan Cina. “Tentunya adalah internasional, untuk melihat membandingkan dua proposal baik dari Jepang maupun dari Cina, siapa yang kemudian memberikan benefit sebesar-besarnya bagi rakyat Indonesia,” kata Seskab Pramono Anung kepada wartawan seusai rapat terbatas di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/8).
Saat ini kata Pramono, ada dua bidder yang berkompetisi. Hal ini tentu sangat baik. “Tapi karena 2 negara ini secara bisnis, secara kultur, secara hubungan baik dengan kita, maka dalam pengambilan keputusan itu kita harus proper,” jelasnya.
Untuk itu ujarnya perlu ditunjuk tim penilai. Tim penilai inilah akan menentukan, pihak ketiga yang akan menjadi konsultan internasional untuk memutuskan siapa yang memang paling pantas dan perbandingannya akan dilakukan apple to apple. “Sejauh ini, konsultanya belum ditunjuk. Tim penilai nanti yang akan mengusulkan kepada Presiden siapanya,” terang Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung, sekaligus membantah rumor bahwa bulan Agustus akan ada groundbreaking pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung.
Namun demikian, dia menegaskan, Perpres untuk pelaksanaan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung itu diharapkan akan selesai 31 Agustus ini. “Tim Konsultan independennya yang ditunjuk. Itujuga sudah bekerja kurang lebih 1 bulan, ya mudah-mudahan 1 bulan setelah itu bisa,” urainya.
Guna mendukung kelancaran pembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) dan High Speed Train, pemerintah mempersiapkan 2 Peraturan Presiden (Perpres). “Karena memang, seperti apa yang disampaikan Presiden di dalam nota keuangan RAPBN kemaren, betul-betul memfokuskan untuk membangun infrastruktur. Infrastruktur itu bukan hanya di Jawa atau di Jakarta, tetapi juga di luar jawa. LRT ini bukan hanya di Jakarta tetapi nanti juga di delapan kota lainnya,” jelasnya.
Dengan demikian, lanjutnya pembangunan LRT di Jakartta harus digenjot lagi sehingga menjadi role model. “Supaya nanti di Bandung, di Jogja, di Surabaya, di Medan, Palembang, Semarang, dan beberapa kota lainnya itu bisa dilakukan dengan cara yang sama,” terang Pramono.
Ketika ditanya roundbreaking pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, Pramono mengatakan, masih belum ditentukan. “Kita masih menyiapkan. Mungkin groundbreaking untuk LRT-nya lebih duluan,” ujarnya.
Seskab menjelaskan, nantinya akan ada appraisal. “Siapapun nanti yang akan membangun, sumbernya dari mana, dilakukan appraisal dari awal, dan appraisal itu termasuk dimasukan di awal dalam kesepakatan yang nanti diatur dalam Perpres,” imbuhnya.
Komentari tentang post ini