JAKARTA – PT Bayu Buana Tbk (BAYU) membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp21,40 miliar (Rp60,58 per saham) pada triwulan I 2024.
Hasil ini meningkat 32,18% dibandingkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp16,19 miliar (Rp45,83 per saham) di triwulan I 2023.
Hardy Karuniawan, Direktur BAYU, mengemukakan, kondisi ekonomi dan bisnis yang kondusif pasca Pemilu telah memberikan dampak positif pada peningkatan kegiatan usaha BAYU.
“Hal ini tercermin pada pertumbuhan kinerja keuangan Perseroan di periode Januari sampai dengan Maret 2024,” katanya dalam materi paparan publik BAYU, dikutip di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (19/6/2024).
Hardy menjelaskan, peningkatan laba Perseroan sepanjang triwulan I 2024, antara lain sejalan dengan kenaikan pendapatan bersih, peningkatan pendapatan lainnya dan penurunan beban keuangan sepanjang triwulan I 2024.
Pendapatan bersih emiten di bidang kepariwisataan ini naik 7,32% dari Rp590,69 miliar per Maret 2023 menjadi Rp633,96 miliar per Maret 2024.
“Kenaikan pendapatan ini terjadi pada semua sektor usaha Perseroan. Ini sejalan dengan peningkatan aktivitas kegiatan usaha dan operasional BAYU,” katanya.
Adapun kontribusi per sektor atas kenaikan pendapatan BAYU mencakup tiket naik 8,09% atau senilai Rp36,14 miliar, tour naik 6,32% atau Rp4,39 miliar, hotel naik 2,70% atau 1,78 miliar, dokumen dan lainnya naik 10,87% atau Rp0,96 miliar.
Laba kotor BAYU naik 24,18% dari Rp35,24 miliar menjadi Rp43,76 miliar, kendati beban pokok mengalami peningkatan dari Rp555,45 miliar menjadi Rp590,20 miliar.
Adapun rasio beban pokok pendapatan terhadap pendapatan turun sebesar 0,93% dari sebesar 94,03% menjadi sebesar 93,10% per Maret 2024.
Beban usaha BAYU naik 16,15%, dari Rp19,26 miliar menjadi Rp22,37 miliar. Ini seiring kenaikan pendapatan.
Kenaikan beban usaha terjadi terutama pada beban umum dan administrasi yang meningkat sebesar Rp3,31 miliar.
Pendapatan lainnya emiten beraset Rp898,77 miliar per 31 Maret 2021 ini bertambah 26,89%, dari Rp4,24 miliar per Maret 2023 menjadi Rp5,38 miliar, terutama terjadi pada pendapatan bunga dan lain-lain naik sebesar Rp1,37 miliar.
Beban lainya juga berkurang dari Rp98,99 juta menjadi Rp98,15 juta. Hal ini menyebabkan laba usaha BAYU terangkat dari Rp20,13 miliar menjadi Rp26,67 miliar per Maret 2024.
Selain itu, beban keuangan BAYU turun 20,82% dari Rp141,37 juta menjadi Rp111,93 juta.
Hal ini mendorong laba sebelum pajak BAYU meningkat 32,87% dari Rp19,99 miliar per Maret 2023 menjadi Rp26,56 miliar per Maret 2024.