Oleh: Said Abdullah
Donald Trump adalah pemimpin pemarah dan tanpa visi. Ia gagal mengenali bahwa amarah politik tidak bisa disamakan dengan program politik.
Setiap orang bodoh bisa mengambil obor api dan berjalan di depan kerumunan massa. Celotehannya tajam dan bernada menghina, penampilannya selalu gaduh dan tidak jengah memprovokasi massa.
Artikel itu muncul di Washington Post medio Juli – Agustus 2015 lalu. Trump dianggap melakukan prilaku politik yang tidak lazim mengacu kepada kandidat presiden Ameika Serikat sebelumnya.
Ia dianggap tanpa visi, kecuali hanya bermaksud mencalonkan diri sebagai presiden dari jalur independen, manakala Partai Republik urung mengusungnya sebagai kandidat.
Di republik ini, aroma Trump menebarkan liberasisasi sikap yang ditasbihkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok.
Pada pertengahan Desember tahun lalu, ia sangat tegas menuding maling pada seorang perempuan, Yusri Isnaeni.
Perempuan itu ditengarai mengerjakan sesuatu di luar kewenangannya, soal KJP (Kartu Jakarta Pintar). Ia mencairkan KJP terlebih dahulu sebelum ketentuan mengaturnya secara teknis.