JAKARTA – Sekretaris Jenderal Pemuda Tani Indonesia Suroyo mengatakan Jagung merupakan jenis tanaman unggulan dan termasuk komoditas yang potensial untuk dilakukan hilirisasi dan industrialisasi.
Sebab tata kelola jagung mempengaruhi kesejahteraan kedua subjek soko guru bangsa, yakni petani dan peternak.
Hal ini disampaikannya disela-sela dialog dengan tema “Hilirisasi dan Industrialisasi Jagung sebagai Solusi Peningkatan Kesejahteraan Petani”.
Dia mengatakan Jagung menjadi salah satu instrumen utama untuk mewujudkan swasembada pangan sebagaimana arahan dan visi utama Presiden Republik Indonesia terpilih Prabowo Subianto.
“Sebagaimana yang telah dijalankan Pemerintah saat ini, hilirisasi dan industrialisasi jagung akan terus ditingkatkan dan dilanjutkan pemerintahan yang akan datang,” jelasnya.
“Pak Prabowo akan melanjutkan dan menyempurnakan program kawasan sentra produksi pangan atau food estate, terutama untuk padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu. Ditargetkan minimal 4 juta ha tambahan luas panen tanaman tercapai sampai tahun 2029 mendatang,” jelasnya.
Menurut Suroyo, swasembada pangan yang akan diwujudkan pemerintahan yang akan datang dibawah kepemimpinan Prabowo-Gibran melalui cetak sawah dan peningkatan produktivitas lahan pertanian dengan lumbung pangan desa, daerah, dan nasional.
“Peningkatan produktivitas lahan pertanian melalui berbagai program intensifikasi dan ekstensifikasi lahan. Kedua program tersebut dilakukan di level desa, kecamatan, kabupaten/kota, dan nasional secara lebih efektif, terintegrasi, dan berkelanjutan dengan komoditas padi, jagung, kedelai, singkong, tebu, sagu, dan sukun,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal Masyarakat Perbenihan dan Pembibitan Indonesia (MPPI) Adi Widiharto menekankan pentingnya pendekatan segmentasi usaha jagung yakni skala kecil dan skala besar.
“Swasembada Jagung didukung dengan hilirisasi dan industrialisasi, berdasarkan pohon industri jagung ada lebih dari 35 produk yang bisa diturunkan. Turunan produk berasal dari buah, daun, batang, hingga akar jagung,” tuturnya.
Menyongsong hilirisasi dan industrialisasi jagung harus dilandasi kesiapan Sumberdaya Manusia.
Wakil Sekretaris Jenderal Pemuda Tani Indonesia, M Baidowi menumbuhankembangkan kelembagaan petani menjadi faktor kunci.
“Kolaborasi antar pihak, pendidikan, dan pelatihan, kian mengokohkan potensi pemahaman pelaku jagung nasional untuk meningkatkan produksi dan meneruskan ke hilirisasi dan industrialisasi,” ungkap Baidowi.
Suroyo meyakini bahwa swasembada pangan yang salah satunya ditopang oleh pertanian jagung akan terwujud dalam lima tahun ini, dengan diikuti hilirisasi dan industrialisasi, dan untuk kesejahteraan petani dan peternak.
Komentari tentang post ini