Kemudian, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga 31 Oktober 2024 tercatat sebesar Rp231,7 Triliun atau 72,2% dari target.
Tumbuhnya penerimaan ini didorong oleh pertumbuhan seluruh jenis penerimaan.
Penerimaan bea masuk sebesar Rp43,2 Triliun dipengaruhi oleh kenaikan nilai impor dan penguatan nilai tukar USD terhadap rupiah.
Penerimaan bea keluar sebesar Rp14,2 Triliun dipengaruhi oleh pertumbuhan bea keluar tembaga dan produk turunan sawit.
Sementara penerimaan cukai sebesar Rp174,4 Triliun dipengaruhi pertumbuhan cukai hasil tembakai, cukai MMEA, dan cukai EA.
Selanjutnya, kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga terjaga baik mencapai Rp477,5 Triliun atau 97,1% dari target APBN, utamanya disumbangkan oleh pendapatan Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) dan pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) yang mengalami peningkatan.
Realisasi PNBP KND tumbuh 7,5% yoy berasal dari setoran dividen BUMN perbankan atas peningkatan kinerja keuangan.
Realisasi PNBP BLU tumbuh 13,2% yoy terutama berasal dari pendapatan jasa penyediaan barang dan jasa lainnya, pelayanan rumah sakit, layanan pendidikan, dan pendapatan pengelolaan dana BLU
Komentari tentang post ini