JAKARTA-Presiden Indonesian Association for Supply Chain Management (IASM), M. Hanafi menilai peran manajemen rantai suplai semakin strategis di hampir semua industri. Hal ini dilatari oleh kesadaran bahwa manajemen rantai suplai ini menguasai sebagian besar biaya perusahaan, bahkan mencapai 60-70 persen pembiayaan. Karenanya, banyak perusahan global yang menempatkan divisi Supply Chain Management (Manajemen Rantai Suplai) sebagai suatu yang strategis. “Dengan menguasai sebagian besar dari biaya perusahaan maka penanganan manajemen suplai perusahaan pun semakin penting. Setidaknya jika dilakukan dengan baik akan membantu perusahaan menghemat biaya hingga 30 persen,” ujar Hanafi saat membuka seminar dengan tema “Building Awareness of Best Practice in Supply Chain Managament di Jakarta, Kamis (14/11).
Kesadaran ini kata dia kemudian mendorong banyak perusahaan yang menempatkan suplai manajemen sebagai suatu yang sangat penting. Bahkan dalam perkembangannya, manajemen rantai suplai telah mengalami evolusi. Dari sebelumnya hanya dilihat sebagai pengadaan barang, saat ini manajemen rantai suplai dipandang sebagai keseluruhan kegiatani, mulai dari pengadaan barang, logistic, warehousing, inventory, distribution, hingga tiba di tangan pengguna akhir. “Seiring dengan perubahan kesadaran ini, kebutuhan akan tenaga ahli suplai manajemen ke depan dirasakan semakin besar, tak terkecuali Indonesia. Menjadi staf profesional di sektor manajemen suplai saat ini dan ke depan menjadi profesi yang layak dibanggakan. “Ke depan kebutuhan akan tenaga manajemen suplai profesional, yang sampai sekarang sulit didapatkan pada pasar tenaga kerja di Indonesia, pasti sangat tinggi,” kata dia.
Komentari tentang post ini