Menurut Hanafi, IASM, yang kini berafiliasi dengan Institute for Supply Management (ISM), ingin memberikan inspirasi dan menyiapkan generasi muda Indonesia untuk menjadi profesional di bidang manajamen rantai suplai. “Karena itu, seminar ini menyasar generasi muda terutama kalangan mahasiswa, dengan menghadirkan 250 mahasiswa/i dari 25 universitas terbaik di Jakarta, Depok, Bogor dan Bandung,” urai dia.
Hal lain yang juga tidak kalah penting, menurut Hanafi, adalah komitmen menginspirasi kaum muda sebagai generasi masa depan untuk menjadi praktisi profesional yang patuh pada norma-norma etika bisnis (code of conduct). Secara khusus ini menjadi krusial ketika persaingan di era globalisasi menjadi semakin ketat dengan pemberlakuan Asean Free Trade Area (AFTA), Desember 2015 nanti. “Salah satu aspek yang sangat dituntut untuk menjadi profesional di sektor manajemen suplai adalah integritas,” tandas Hanafi.
Sementara itu, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, Letjen TNI (purn) Kiki Syahnakri, mengatakan dimensi yang harus diperhatikan dalam penerapan manajemen logistik adalah pendekatan manajemen terkini. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan yang meliputi penganggaran, pengadaan, penyimpanan atau pergudangan harus betul-betul diperhatikan. “Dalam penerapan suplai chain, asas-asas yang harus diperhatikan yakni responsif, kesederhanaan, fleksibilitas, ekonomis serta memiliki daya dukung untuk memperoleh dukungan logistik dan penyediaan logistik,” demikian Kiki.
Komentari tentang post ini