Lebih lanjut Suhindarto memperkirakan, penerbitan surat utang pada tahun depan akan lebih kecil dibanding realisasi di sepanjang 2022.
Karena, jelas dia, laju inflasi pada 2023 masih berada dalam tren meningkat.
“Jadi pada Kuartal IV-2022, keinginan untuk menerbitkan obligasi masih lebih baik dibanding 2023. Pada kuartal keempat ini, laju inflasi masih terbilang bisa terjaga dan nilai tukar mata uang rupiah masih relatif stabil dibanding mata uang peers,” ucap Suhindarto.
Terlebih lagi, ungkap dia, tahun depan sudah memasuki tahun politik terkait pemilihan presiden.
“Akan ada wait and see akibat tren naik inflasi dan tahun politik. Biasanya, pemilihan presiden yang kandidatnya tidak ada petahana, maka penerbit obligasi maupun investornya akan melakukan wait and see,” tuturnya.
Komentari tentang post ini