Termasuk paslon ini juga punya Jokowi.
Namun meski begitu belum juga bisa menembus elektabilitas 50% + 1.
Fenomena tersebut artinya menunjukkan ada daya kritis rakyat Indonesia yang digunakan pada saat memilih presiden di Pilpres 2024. Hal itu yang tidak disadari oleh Paslon 02.
“Jadi kalau pun kemudian Jokowi secara terang-terangan mengatakan, saya bisa loh mendukung, saya bisa loh berkampanye dan publik merasa bahwa itu adalah untuk Paslon 02. Meski begitu, belum tentu juga publik akan menerima positif pernyataan presiden itu,” pungkas Hendri
Komentari tentang post ini