JAKARTA-Peneliti Alpha Research Database, Indonesia, Ferdy Hasiman mengatakan Pertamina membutuhkan seorang figure eksekutor yang memiliki keberanian dan perhitungan tepat dalam mengambil keputusan.
Sebab, selama bertahun-tahun, kinerja Pertamina sangat tidak produktif, karena tidak inovatif mengolah bisnis.
Bahkan Pertamina hanya memperkaya karyawannya serta pejabat kunci di BUMN energi itu.
“Dan tak ada satupun Direktur Utama Pertamina yang berani membenahi birokrasi bertele-tele dan sebobrok ini,” jelasnya.
Menurutnya, ini terjadi karena para petinggi di Pertamina sudah berada pada Zona nyaman.
Mereka ingin mendapat kemewahan seperti ini dari perusahaan milik negara. Padahal mereka sudah dikasih gaji besar.
“Saya kira itulah mengapa saya secara pribadi ingin sekali Pak Ahok menjadi Direktur Utama Pertamina, karena dia memiliki keandalan mengolah, dan berani melawan birokrasi seperti Pertamina,” tegasnya.
Dia melihat, jika ada Serikat Karyawan Pertamina yang menolak kehadiran Ahok ke Pertamina, itu tak lebih karena mereka sudah sangat nyaman hidup dalam kultur seperti ini.
Kultur tertutup seperti ini membuka ruang bagi korupsi dan membuat perusahaan milik negara tidak bisa berkompetisi dalam persaingan yang makin mengglobal sekarang ini.
“Itulah mengapa jika kita bertemu karyawan Pertamina di mana saja di seluruh Indonesia ini, mereka sangat kaya, memiliki fasilitas fantastis, apartemen dan mobil mewah-mewah. Bahkan selama bertahun-tahun Pertamina hanya memperkaya karyawan dan pejabat kuncinya,” terang Ferdy.
Ferdy menilai rantai birokrasi di Pertamina berbelit-belit dan panjang.
Bahkan untuk memuluskan sebuah proyek hulu dan hilir, harus melewati birokrasi yang begitu panjang dan tentu ini membuat keputusan menjadi sangat lamban, sementara negara membutuhkan produksi migas yang tinggi.
“Birokrat gemuk seperti ini tentu menjadi tidak sehat sebagai sebuah korporasi, apalagi sebuah korporasi yang mengolah hajat hidup orang banyak, seperti Pertamina,” ucapnya.
Komentari tentang post ini