JAKARTA– Analis valas PT Bank Saudara Tbk,Rully Nova memperkirakan nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (18/4) kembali melemah karena kondisi negatif internal, terutama kinerja neraca berjalan yang masih negatif.
“Rupiah diperdagangkan dikisaran 9.710-9.730 per dollar Amerika Serikat (AS),” ujar Rully Nova di Jakarta, Rabu (17/4).
Untuk jangka menengah panjang kata dia, rupiah masih tertekan.
Penyebab utamanya adalah data-data ekonomi domestik yang belum membaik.
”Neraca perdagangan masih defisit dan inflasi masih tinggi. Faktor negatif domestik ini sangat sulit mengangkat rupiah ke level penguatannya,” kata dia.
Menurut dia, keputusan pemerintah untuk menerapkan dual price Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi memberi tekanan terhadap rupiah.
Kebijakan yang diperkirakan efektif pada Mei nanti membuat rupiah sulit bergerak.
Dari eksternal kata dia, rupiah juga tertekan, terutama kondisi global yang belum sepenuhnya membaiknya.
Keputusan IMF yang menurunkan proyeksi global, termasuk AS, turut memberi imbas pada meningkatnya sentiment risk aversion di kalangan pelaku pasar domestik.