JAKARTA-Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat (21/6) diperkirakan melemah karena dipengaruhi penguatan dollar Amerika Serikat (AS) dipasar global pasca Federal Open Market Committee (FOMC) meeting yang menunjukan adanya pengurangan setimulus berupa program pembelian obligasi lebih awal. “Rupiah diperdagangkan di range 9.900-9.970 per dollar AS,” ujar Kepala Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti di Jakarta, Kamis (20/6).
Menurut dia, pelemahan rupiah dipicu oleh kombinasi faktor eksternal dan internal. Dari eksternal kata dia, pelemahan rupiah masih berkaitan dengan pidato pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke yang menyatakan bank sentral AS tengah bersiap mengurangi program stimulusnya pada akhir tahun ini dan mengakhirinya pada pertengahan 2014. “Penghentian ini dilakukan jika sektor tenaga kerja menunjukkan perbaikan,” kata dia.
Dia mengatakan, pengetatan moneter The Fed berarti menipisnya likuiditas dollar AS di pasar. “Mereka menarik dollar AS keluar dari emerging market. Jadi, dollar AS menguat sehingga kotras terhadap mata uang utama,” tandas dia.