JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (21/3) diperkirakan kembali melemah dipengaruhi tingginya tekanan dollar Amerika Serikat (AS) eksternal yang tercermin dari depresiasi euro atas dollar sehingga USD Index menguat.
“Rupiah diperdangkan di kisaran 9.700-9.750 per dollar AS,” ujar Kepala Divisi Treasury BNI, Nurul Eti Nurbaeti di Jakarta, Rabu (20/3).
Menurut dia, pelemahan rupiah masih dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Terutama, faktor euro, dimana dollar AS memang terus menguat seiring aksi pelaku pasar yang memilih menunggu hasil FOMC Meeting The Fed yang akan berakhir dini hari nanti.
“Pergerakan rupiah akan lebih dipengaruhi oleh kondisi ekternal pasca FOMC Meeting,” jelas dia.
Selain itu ujar dia, nilai tukar rupiah masih berada di area negatif seiring dengan sikap pelaku pasar yang menolak rencana skema dana talangan yang diinginkan oleh otoritas.
Euro yakni pemberlakuan pungutan pajak bagi deposan.
Hal itu membuat pasar khawatir Siprus akan terancam ‘default’ dan kejatuhan sektor perbankannya.