Saat ini, konsumsi BBM mencapai 1,6 hingga 1,7 juta barel per hari (bph), sementara produksi dalam negeri sekitar 800 ribu bph.
Jika pola ini tidak dirubah, Menteri Jonan memperkirakan 10 hingga 20 tahun ke depan, impor BBM mencapai 1,4 juta bph.
“Bapak Presiden juga mendukung adanya penciptaan atau mulai digunakannya kendaraan listrik, ini juga sejalan dengan semangat ketahanan energi, yaitu semaksimal mungkin menggunakan energi yang dihasilkan dari dalam negeri. Kalau kita mengandalkan BBM, konsumsi dalam negeri 1,6 sampai 1,7 juta barel per hari (bph), produksi 800 ribu bph, impor satu hari 800 ribu sampai 900 ribu bph, Kira-kira bagaimana 20 tahun ke depan? Kalau bisa sama, saya terima kasih. Kalau kita biarkan, tidak menggunakan kendaraan listrik, mungkin dalam 10 tahun sampai 20 tahun ke depan impornya akan naik. Kalau di-nett, impor dikurangi produksi kita, bisa 1,3 sampai 1,4 juta bph impornya,” tegasnya.
Kendaraan listrik serta peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik, energi primernya banyak dihasilkan di dalam negeri, mulai dari batubara, gas bumi dan EBT. “Ini yang kami dorong, pengembangan kelistrikan makin lama makin bisa digunakan oleh masyarakat dengan tarif yang terjangkau,” jelasnya.
Komentari tentang post ini