JAKARTA-Kinerja keuangan PT Indofarma Tbk (INAF) masih belum pulih, setidaknya hingga sembilan bulan 2023.
Perusahaan BUMN farmasi tersebut kembali menelan pil pahit kerugian. INAF merugi sebesar Rp192 miliar pada Januari-September 2023, meningkat 4,69% dibandingkan rugi Rp183,11 miliar pada periode sama 2022.
Kerugian tersebut, seperti tergambar dalam laporan keuangan INAF per September 2023 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (7/11), disebabkan oleh penjualan bersih yang tergerus 50,74% jadi Rp445,70 miliar pada Januari-September 2023, dari Rp904,89 miliar pada Januari-September 2022.
Penjualan INAF di pasar lokal anjlok 37,05% jadi Rp272,82 miliar pada Januari-September 2023, dibanding Rp433,41 miliar pada periode sama 2022.
Sedangkan penjualan ekspor meningkat 137,85% jadi Rp17,7 miliar per September 2023.
Penurunan penjualan diikuti dengan berkurangnya beban pokok penjualan (BPP) INAF sebesar 47,44% jadi Rp435,46 miliar pada Januari-September 2023, dari Rp828,55 miliar pada periode sama 2022.
Namun, laba kotor INAF anjlok tajam 86,58% jadi Rp10,23 miliar, dari Rp76,34 miliar pada Januari-September 2022.
Setelah dikurangi beban usaha, emiten BUMN farmasi beraset Rp1,49 triliun per September 2023 itu mederita rugi usaha Rp173,36 miliar pada Januari-September 2023, naik 8,27% dibanding rugi Rp160,11 miliar periode sama 2022. (ANES)
Komentari tentang post ini