JAKARTA-Penjualan konsolidasi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) turun 8,26% menjadi Rp30,89 triliun pada Januari-September 2023, dari Rp33,68 triliun pada periode sama 2022.
Penurunan terbesar dari penjualan produk emas yang merosot 18% menjadi Rp19,29 triliun, dari Rp23,53 triliun pada Januari-September 2022.
Sementara penjualan produk feronikel turun 32,67% jadi Rp3,3 triliun, produk alumina dan bijih bauksit, juga turun masing-masing, 5,54% jadi Rp948 miliar dan 30% jadi Rp305,68 miliar pada Januari-September 2023.
Hanya produk bijik nikel yang naik 90,47% jadi Rp6,78 triliun, dari Rp3,56 triliun per September 2023.
Kendati penjualan konsolidasi turun, laba emiten badan usaha milik negara (BUMN) pertambangan beraset Rp35,5 triliun per September 2023—naik 5,53% dari Rp33,63 triliun per Desember 2022 – itu, meningkat 8,44% menjadi Rp2,85 triliun (Rp118,54 per saham), dari Rp2,63 triliun (Rp109,31 per saham) pada Januari-September 2022.
Peningkatan laba di tengah penurunan penjualan ANTM, menurut laporan keuangan September 2023 yang dipublikasikan Selasa (31/10), didukung, antara lain, oleh penurunan beban pokok sebesar 3,66% menjadi Rp3,73 triliun pada 2020, dan beban penjualan turun 10,45% menjadi Rp24,8 triliun pada Januari-September 2023, dari Rp27,69 triliun pada Januari-September 2022.
Selain itu, peningkatan laba ANTM juga ditunjang oleh penurunan beban usaha sebesar 15,19%, dari Rp3,24 triliun pada Januari-September 2022, menjadi Rp2,75 triliun pada Januari-September 2023.
Ini mendorong laba usaha ANTM tumbuh 22% jadi Rp3,34 triliun pada Januari-September 2023, dibanding Rp2,74 triliun pada periode yang sama 2022. (ANES)
Komentari tentang post ini