Masyarakat yang termakan hoaks dan kampanye hitam, cenderung menjadi apatis dan kehilangan kepercayaan terhadap proses demokrasi.
“Untuk mencegah penyebaran hoaks dan kampanye hitam, peran aktif pemuda dan pers menjadi sangat penting,” kata Alfa.
Dia menuturkan, pemuda sebagai pengguna utama media sosial, memiliki potensi besar dalam menangkal hoax melalui literasi digital. Sekitar 80 persen pemuda aktif di media sosial, menjadikan mereka agen penting dalam menyebarkan informasi yang akurat dan memerangi hoaks.
“Di sisi lain, pers sebagai garda terdepan dalam penyebaran informasi juga memiliki tanggung jawab besar,” jelasnya.
Kejari Depok meminta jurnalis selalu melakukan verifikasi terhadap informasi yang diperoleh sebelum mempublikasikannya. Media tidak mencampurkan fakta dengan opini yang menghakimi.
“Pers memiliki peran kunci dalam menjaga kualitas informasi yang sampai ke publik,” tuturnya.