BOGOR-Pertumbuhan populasi penduduk, khususnya kelas menengah menjadi faktor meningkatkan potential demand terhadap value added services yang ditawarkan industri keuangan syariah. Kelas menengah Indonesia tumbuh dari semula 93 juta orang atau 42,7% menjadi sekitar 134 juta orang atau 56,6% penduduk merupakan pasar potensial bagi keuangan syariah.
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani mengatakan kenaikan income akan mengubah preferensi keuangan masyarakat dari produk sederhana seperti simpanan dan pembiayaan umum, ke arah produk investasi dan pembiayaan yang lebih sophisticated, berbasis IT dan memiliki value added yang dibutuhkan pelanggan dan dunia usaha. Selain itu, kebijakan pengembangan sektor strategis antara lain terkait infrastruktur dan konektivitas, revitalisasi industri, dan konservasi energi, merupakan lading garapan sektor jasa keuangan syariah yang belum banyak dijamah. Pada sektor infrastruktur misalnya, dari kebutuhan pembiayaan sebesar Rp1.924 triliun hingga 2014, hanya sekitar 29% yang dapat dipenuhi APBN. “Hal ini memberikan optimis bahwa ruang bertumbuh dan peran kontribusi sector jasa keuangan syariah bagi pembangunan masih sangat luas. Ini tantangan bagi stakeholders keuangan syariah nasional,” jelasnya Rabu (15/10).
Komentari tentang post ini