JAKARTA-Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Hal ini guna mengantisipasi kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran COVID-19.
Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 16-20 Maret 2020
Pada akhir hari Kamis, 19 Maret 2020 :
1. Rupiah ditutup melemah di Rp15.900.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 7,95%.
3. DXY (Indeks Dolar) menguat ke level 102,76.
4. Yield UST Note 10 tahun naik ke level 1,140%.
Pada pagi hari Jumat, 20 Maret 2020 :
1. Rupiah dibuka stabil di level di Rp.15.850.
2. DXY (Indeks Dolar) menguat ke level 102,83 .
Aliran Modal Asing (Minggu ke 3 Maret 2020) :
1. Premi CDS (Currency Default Swap) Indonesia 5 tahun naik ke 251 bps per 19 Maret 2020 dari 172 bps per 13 Maret 2020.
2. Berdasarkan data transaksi 16-19 Maret 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik net jual Rp28,60 triliun dengan net jual di pasar SBN sebesar Rp26,94 triliun dan di pasar saham sebesar Rp1,66 triliun.
3. Berdasarkan data setelmen 16-19 Maret 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik net jual Rp37,83 triliun. Selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat net jual Rp105,14 triliun (termasuk data crossing saham), terutama dikontribusi dari pasar SBN (Surat Berharga Negara).
Komentari tentang post ini