JAKARTA-Penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) pada 2014 akan berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan perkiraan Bank Indonesia (BI), aktivitas ekonomi Pemilu sepanjang 2013 sampai 2014 menciptakan peluang ekonomi dalam bentuk pengeluaran mencapai 44,1 triliun rupiah. “Ini perkiraan kita setelah dapat data lengkap jumlah partai peserta Pemilu, jumlah calon legislatif dan membandingkannya dengan pola belanja pada Pemilu 2008 dan 2009,” ujar Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Jakarta (12/4).
Menurut Perry,, dampak ekonomi pada aktivitas pemilu akan terasa pada triwulan III tahun 2013, yang memuncak pada triwulan I tahun 2014 dan menurun ditriwulan II 2014.
Aktifitas pemilu jelas dia akan menyumbang pertumbuhan ekonomi 0,32 persen. “Pada 2013 menyumbang pertumbuhan ekonomi 0,13 persen dan 0,19 persen pada 2014,” kata dia.
Sedangkan tambahan pertumbuhan ekonomi tersebut sudah diperhitungkan pada Rapat Dewan Gubernur BI kemarin yang memutuskan untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2013 dari 6,3 persen- 6,8 persen menjadi lebih rendah 6,2 persen -6,6 persen, sementara proyeksi ekonomi pada 2014 dipangkas dari 6,7 persen -7,2 persen menjadi 6,6 persen- 7,0 persen. Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut karena pemulihan ekonomi global yang tidak seoptimis perkiraan sebelumnya serta perlambatan investasi nonbangunan.