JAKARTA-PT Pertamina (Persero) menyiapkan berbagai langkah antisipasi pendistribusian BBM dan LPG, agar tidak terkendala cuaca ekstrim yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia. Cuaca yang tidak menentu, tidak hanya berdampak di darat karena curah hujan yang tinggi, tetapi juga berdampak pada transportasi laut akibat tingginya gelombang disertai angin.
Situasi perairan yang membahayakan transportasi laut, membuat sejumlah otoritas pelabuhan dan Kantor Kesyahbandaran mengeluarkan larangan berlayar bagi setiap kapal di beberapa pelabuhan. Hal tersebut akan berdampak pada pendistribusian BBM dan LPG di seluruh wilayah Indonesia yang merupakan negara kepulauan sehingga cukup bergantung pada moda angkutan laut.
Meskipun demikian, Pertamina tetap berupaya mendistribusikan BBM ke berbagai wilayah di tanah air, dengan berbagai langkah antisipasi agar ketersediaan BBM di berabagai titik bisa dipenuhi. Beberapa langkah antisipasi telah dilakukan, seperti pengalihan jalur Kapal MT Martha yang seharusnya sandar di STS Tanjung Uban, diarahkan ke Medan, Sumatera Utara untuk selanjutnya muatan diangkut ke Tanjung Uban melalui darat. “Selain itu, pengalihan distribusi BBM dari beberapa terminal ke terminal alternatif, seperti dari Terminal BBM Kertapati dan Terminal BBM Lubuk Linggau untuk menyalurkan BBM ke Terminal BBM Jambi, alih suplai dari TBBM Kupang ke TBBM Atapupu melalui jalur darat,” ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir di Jakarta, Selasa (21/1).
Pertamina jelasnya akan mengupayakan secara maskimal pendistribusian BBM dalam kondisi cuaca ekstrim. “Kami terus memantau jalur pendistribusian laut, sehingga apabila terjadi perubahan kebijakan ototritas pelabuhan yang terjadi kapanpun, Pertamina bisa mengalihkan jalur pendistribusian baik mengalihkan ke pelabuhan terdekat yang lebih aman, atau melalui jalur darat agar kendala distribusi bisa diminimalisir. Semua kapal Pertamina sudah siap dengan muatan , akan tetapi untuk alasan keamanan dan keselamatan harus menunggu izin berlayar sesuai kondisi cuaca,”jelas Ali.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, sejak hari Minggu (19/1) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrim yang berlaku hingga tanggal 21 Janauri 2014, dimana seluruh wilayah Indonesia berpotensi hujan lebat dan terjadi kumpulan angin di sekitar Lampung hingga Laut Jawa, dan dari Selat Makassar hingga Laut Arafura.
Komentari tentang post ini