Pertamina, lanjut Nicke, akan terus meningkatkan produk migas secara bertahap. Tahun 2020 produksi migas ditargetkan sebesar 923 MBOEPD, naik dibanding prognosa 2019 sebesar 906 MBOEPD.
“Pertamina harus terus bekerja keras untuk bisa menahan natural decline rate dan sekaligus meningkatkan produksi migas, mengingat sumur yang dikelola sudah mature. Dengan pengalaman yang panjang serta pemanfaatan teknologi mutakhir, Pertamina optimis bisa terus mengelola lapangan migas dengan optimal,” imbuh Nicke.
Pertamina, imbuh Nicke, juga akan lebih agresif dalam mencari dan menemukan tambahan cadangan migas melalui survei seismik.
“Tahun 2020 total luasan survey seismik 2D termasuk 2D open area mencapai lebih dari 31.000 km, meningkat 500% dari tahun lalu. Sedangkan untuk seismik 3D mencapai lebih dari 1000 km persegi, meningkat hingga 55% dibanding tahun 2019. Tahun ini, Pertamina melakukan merupakan survei seismik terbesar di kawasan Asia Pasifik,” imbuh Nicke.
Nicke juga menegaskan bahwa peningkatan produksi juga akan dilakukan pada energi baru terbarukan, terutama panas bumi dengan target 4.635 GWH, naik sebesar 9% dibanding prognosa 2019 yang tercatat 4.271 GWH
Komentari tentang post ini