JAKARTA-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia memiliki kemampuan untuk terus mengakselerasi pemulihan perekonomian.
Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2023 sebesar 5,3%.
“Hal ini sejalan dengan proyeksi pada rentang 4,7% hingga 5,1% dari berbagai lembaga internasional. Proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2023 tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan outlook perekonomian global,” kata Menko Airlangga, Rabu (7/12/2022).
Proyeksi senada diluncurkan oleh Centre of Reform Economics CORE, yang memproyeksikan ekonomi nasional di tahun 2023 mampu tumbuh 4,5 hingga 5,0%.
“Pada 2023, kita prediksikan sudah kembali ke kondisi pra-pandemi, di mana investasi kembali ke nomor dua dan pertumbuhan investasi di Indonesia diperkirakan tidak akan banyak terganggu tekanan ekonomi global,” kata Direktur Eksekutif CORE M.Faisal, Rabu (7/12/2022).
Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan tetap kuat, angka inflasi menurun dan menariknya pada tahun depan, sejalan dengan melemahnya daya dorong ekspor, investasi kembali menjadi sumber pertumbuhan terbesar kedua bagi PDB nasional.
“Yang menjadi penopang kedepan itu sebetulnya trend investasi di 2023, karena satu kita perkirakan konsumsi domestik masih kuat, maka industri manufaktur sektor sekunder itu juga masih mengalami ekspansi dan artinya dari investasi masih prospektif,” jelas Faisal.
Kemudian, selama pandemi, khususnya sepanjang tahun 2020, industri manufaktur secara agregat terus tumbuh.
Kemudian sekarang ini, dimana masyarakat mulai beraktivitas, mobilitas tinggi, maka sektor jasa akan ikut tumbuh.
“Restriksi mobilitas sudah minimal harus nya dari sektor jasa itu sudah mulai meningkat kembali pertumbuhan, artinya prospek investasi cukup baik,” kata Faisal.
Salah satu industri yang sudah berkembang dan akan makin moncer di tahun depan adalah industri turunan, hilirisasi barang tambang, termasuk nikel.
Hal ini senada dengan trend dunia menuju kendaraan hijau, dan juga geliat pemerintah indonesia dalam produksi mobil listrik (EV).
Komentari tentang post ini