JAKARTA – Pertumbuhan utang Indonesia harus diwaspadai karena menyimpan bom waktu yang dapat meluluhlantahkan fundamental ekonomi Indonesia.
Kondisi ini semakin memberatkan mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan mampu mengejar laju pertumbuhan utang yang nilainya semakin membengkak.
”Sebagian besar utang ini diwariskan kepada generasi mendatang. Dan ini beban utang ini menjadi ancaman nyata ekonomi kita,” ujar pengamat ekonomi Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia, Salamuddin Daeng di Jakarta, Jumat (20/9).
Menurut dia, paradigma pemerintah soal utang salah kaprah.
Selama ini, pemerintah selalu mengklaim, rasio utang aman terhadap PDB.
Padahal, salah satu indikator kemampuan membayar utang adalah kesejahteraan rakyat semakin meningkat.
“Tetapi kalau rakyatnya miskin masa dikategorikan mampu bayar. Ini paradigma yang salah,” jelas dia.
Dia menjelaskan, GDP Indonesia dibentuk oleh segelintir korporasi besar modal asing.
Struktur PDB semacam ini sama sekali tidak mencerminkan kesejahteraan rakyat, sehingga tidak dapat menjadi alat untuk mengukur tingkat kesejahteraan.
Komentari tentang post ini