Meski sudah membangun komunikasi dengan Ahok-Djarot sebagai sebuah fatsun politik, Petrus berharap agar hubungan komunikasi yang sudah dimulai antara Agus-Sylvi dengan Ahok-Djarot melalui kontak telepon itu, seyogianya tidak hanya sekedar memenuhi tradisi fatsun politik semata-mata.
Namun harus lebih ditingkatkan lagi menjadi hubungan yang bersifat dialogis dan terbuka untuk saling menyamakan persepsi dalam membangun bangsa ini ke depan.
“Agus-Sylvi boleh saja mengalami kesuksesan yang tertunda, akan tetapi kontribusi pemikiran untuk sama-sama mebangun Jakarta demi bangsa ini ke depan sangat diharapkan publik,” urainuya.
“Tidak ada hal yang lebih baik dari pada saling menjelekan dalam kampanye, selain dari pada membangun komunikasi dan kerjasama yang lebih konstruktif untuk masa depan Jakarta dan bangsa yang lebih baik di masa yang akan datang,” terangnya.
Dia menjelaskan, dengan pengalaman Agus-Sylvi pada bidang tugas dan profesi masing-masing, berikut pengalaman panjang dan melelahkan selama masa kampanye pilgub, kiranya sangat beralasan untuk dilakukan dialog secara face to face.
Komentari tentang post ini