Karena itu, pertanyaan kritikal, masihkah mau menjadi calon tunggal lawan benda mati? Beranikah menolak jika dijadikan calon tunggal? Seperti kata pepatah” takut karena salah, berani karena benar”
Semoga Tuhan memimpin sosok pemeran “pemandu” partai politik di negeri ini menjalankan fungsinya dengan hati yang takut akan Tuhan.
Penulis adalah Komunikolog Indonesia, tinggal di Jakarta
Komentari tentang post ini