“Keputusan GoTo untuk IPO di Indonesia juga telah memberikan dampak pertumbuhan yang signifikan di kalangan investor ritel dan memberikan sinyal positif bagi prospek pasar modal Indonesia. Kini, Indonesia semakin dekat dengan demokrasi finansial, karena seluruh kalangan masyarakat telah lebih mudah untuk mengakses aset investasi, tak terkecuali pekerja dan pelaku UMKM yang notabene mitra merchant GoTom,” tegas Claudia.
GoTo adalah salah satu mitra utama Pluang dalam mendistribusikan produk-produk investasi mikro serta kanal top-up pembayaran, dimulai dengan kerjasama platform GoPay pada Maret 2019.
Di samping itu, GoVenture, yang merupakan unit usaha modal ventura Gojek, adalah salah satu investor Pluang.
Pembangunan ekosistem pendanaan lokal merupakan hal yang baik untuk kemajuan ekosistem ekonomi digital, serta meningkatkan daya saing perusahaan rintisan lokal, termasuk Pluang.
Diperkirakan, pencatatan saham GoTo di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai antara Rp376,6 triliun (US$ 26,2 miliar) dan Rp 413,7 triliun (US$ 28,8 miliar), hingga menjadikan GoTo salah satu yang tertinggi di BEI setelah ADRO, BUKA dan MTEL.
Untuk IPO tersebut, rentang harga GoTo ditetapkan sebesar Rp316 – Rp346 per lembar saham.